![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZG9EXfAu1qYUCstEb565wu8knBsIA4O6vuj6tY6CJEt1pCca-S5Vw2f6e1lbsgiB0nisIElinPaxuQyHLzedIcz_KEScJ1qn_gwRSjyvtFaHKBTmm9eTCmLw-Vd4lwrYj2XpGKTVtk3k/s400/200851521.jpg)
Lubang hitam itu tempat yang sangat misterius, eksotis dan selalu menarik perhatian. Semenjak adanya rumusan Einstein dalam Teori Relativitas Khusus-nya, lubang hitam dipercaya bisa menyebabkan ruang dan waktu ‘melengkung’, sedemkian rupa sehingga bisa diringkas dalam sebuah titik kecil yang disebut sebagai singularitas. Dalam kesingularitasan tersebut bahkan cahaya tidak dapat lepas dari situ. Lalu kemanakah hilangnya cahaya dan materi bila terhisap dalam lubang hitam?
Stephen Hawking telah memikirkan semenjak tahun 1970-an bahwa lubang hitam suatu ketika - dalam skala waktu yang panjang-panjang sekali, milyar-milyar-milyar tahun - akan menguap dan habis. Masalah dengan ide pak Hawking adalah teorinya bertentangan dengan mekanika kuantum; yang ajaran utamanya menyatakan, tidak ada informasi yang boleh hilang. Pertentangan ini masih menjadi pemikiran panjang bagi Hawking, sehingga dia menarik lagi perumusannya tersebut.
Belum lama, fisikawan dari Pennsylvania State University di State College menunjukkan bahwa apa yang telah dilakukan Hawking adalah tepat. Dengan mempelajari kuantum gravitasi, Abhay Ashtekar bersama teman-temannya, Victor Tavares dan Madhavan Varadrajan menghitung bahwa singularitas tidak boleh ada. Menurut relativitas, singularitas senggieng: Belum lama, fisikawan dari Pennsylvania State University di State College menunjukkan bahwa apa yang telah dilakukan Hawking adalah tepat. Dengan mempelajari kuantum gravitasi, Abhay Ashtekar bersama teman-temannya, Victor Tavares dan Madhavan Varadrajan menghitung bahwa singularitas tidak boleh ada. Menurut relativitas, singularitas secara esensi merupakan ujung ketika ruang-waktu berakhir. Dengan mempergunakan perhitungan yang sangat rumit, Ashtekar dkk memperlihatkan bahwa singularitas tidak boleh ada dalam kuantum gravitasi, yang artinya; kendati inti lubang hitam sangat-sangat padat, tetapi tidak cukup padat untuk menyimpan informasi untuk selamanya. Menurut Ashtekar, “Ruang-waktu Kuantum tidak berakhir pada singularitas”.
Demikian temuan yang dilaporkan dalam ‘Physical Review Letters’ 20 Mei, yang merupakan kabar baik bagi mekanika kuantum, karena ternyata informasi tidak perlu secara permanen menghilang, tetapi kembali kepada relativitas Einstein: Lalu bagaimana dengan singularitas?
Menurut Asthekar lebih lanjut, “Berarti, jika lubang-hitam BUKAN merupakan singularitas; berarti continuum ruang-waktu yang diuraikan oleh Einstein merupakan sebuah pendekatan. Itu bukanlah hal yang buruk, tetapi telah membuka pintu pada ranah baru dalam ilmu pengetahuan, yang jauh melampaui rumusan Einstein.”
Sementara pekerjaan tim tersebut telah memberikan dasar matematika untuk melihat lubang-hitam, menurut astronom dari NASA, Kimberly Weaver. Menurutnya “Lubang-hitam sangat-sangat misterius, sehingga perumusan ini mungkin adalah satu-satunya cara untuk melihat apa yang terjadi di dalamnya.”
“Selanjutnya, para astronom akan mencari bukti bahwa lubang-hitam mengalami ‘penguapan’. Dengan demikian maka bisa diamati adanya informasi yang keluar. Tentunya ini sangatlah menarik” ujarnya lebih lanjut.
Sumber : Science Now
Tidak ada komentar:
Posting Komentar